Senin, Agustus 30, 2021

Survai Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia 2007

  Budiarto Eko Kusumo       Senin, Agustus 30, 2021
Selama malang melintang dalam pengumpulan data, baru kali ini saya mendapat kabar adanya enumerator yang tidak “jujur” dalam melakukan pengumpulan data (data collecting) di lapangan. Survai Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (SAKERTI) 2007 di Bali mengalami distorsi data. Diperkirakan kejadian ini karena hasil verifikasi dijumpai kuesioner terisi semua tapi setelah di-cross check, kata responden hanya diwawancarai setengah jam saja sudah selesai serta tidak diukur tinggi badan, berat badan maupun hemoglobinnya.
Dua kali, Tim Enumerator Bali sempat mengalami perombakan namun konon kabarnya datanya masih mengalami “penyimpangan” atau bias. Sehingga pengumpulan data yang telah menelan dana sekitar Rp 100 juta lebih tersebut harus diulang kembali.

Sejuk lembut angin di bukit Kintamani (Foto: 10/062008)

Akhirnya terpaksa dibentuk Tim Lapangan yang baru untuk Provinsi Bali. Dalam pembentukan Tim yang ketiga kalinya ini saya dan beberapa teman yang lagi bertugas menangani The Study of the Tsunami Aftermath and Recovery (STAR) di Aceh dan Sumatera Utara atau di Indonesia dikenal dengan Studi Perkembangan Indikator Sosial dan Ekonomi (SASMI), dipanggil pulang Direktur SurveyMETER ke Yogyakarta untuk menangani SAKERTI di Bali dulu.
Pada tanggal 8 Mei 2008, saya bersama beberapa teman yang bertugas di Aceh berangkat menuju ke Medan untuk pulang bareng dengan teman yang bertugas di Sumatera Utara. Berangkat dari Bandara Polonia menuju Yogyakarta dengan transit di Jakarta.
Esok harinya, saya disuruh ke Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) Universitas Gajah Mada (UGM) yang berada di Jalan Tevesia Bulaksumur, Sagan, Yogyakarta. Di PSKK saya bertemu dengan Dr. Sukamdi, M.Sc, dan kemudian diagendakan untuk training pendalaman kuesioner di Gedung PSKK UGM.

Pantai Kuta Bali (Foto: 10/06/2008)

Training diadakan mulai tanggal 10 hingga 13 Mei 2008. Berdasarkan kelaziman, training SAKERTI diselenggarakan hampir sebulan lamanya, namun karena yang dipanggil Direktur SurveyMETER tersebut umumnya telah memiliki jam terbang yang tinggi dalam data collecting maka pelatihan cukup empat hari saja. 
Salah satu pengajarnya adalah Firman Witoelar, Ph.D. Firma Witoelar adalah Co-Principal Investigator untuk SAKERTI 2007. SAKERTI 2007 ini dalam bahasa Inggrisnya dikenal dengan Indonesian Family Life Survey Wave 4 (IFLS-4).
IFLS adalah survai longitudinal yang datanya berisi survai rumah tangga di Indonesia. Data IFLS merepresentasikan sekitar 83 persen populasi di Indonesia. Sampelnya mencakup lebih dari 30.000 individu dari 13 provinsi di Indonesia.

Di antara deretan papan selancar yang disewakan ke bule (Foto: 10/06/2008)

IFLS berisi data perilaku individu, rumah tangga, maupun komunitas. Informasi yang dikumpulkan antara lain indikator ekonomi seperti konsumsi, pendapatan, pendidikan, migrasi, pernikahan, fertilitas, kesehatan hingga fasilitas dan partisipasi dalam aktivitas masyarakat.
IFLS-4 merupakan upaya kolaborasi RAND Corporation, PSKK UGM, dan SurveyMETER. Penelitian ini di bawah arahan John Strauss (University of Southern California dan RAND). Firman Witoelar (SurveyMETER), Bondan Sikoki (SurveyMETER) dan Sukamdi (Kepala PSKK) menjadi Co-Principal Investigator.
Setelah selesai training, esok harinya saya dan teman-teman yang akan berangkat ke Bali menyiapkan perbekalan pribadi dan berpamitan dengan keluarganya masing-masing. Pada 15 Mei 2008, kami berangkat dari Bandara Adi Sucipto menuju Bandara Ngurah Rai.

Basecamp SAKERTI 2007 di Sangsit, Singaraja (Foto: 11/06/20008)

Setibanya di Bali, kami sempat diajak menengok basecamp di Denpasar sambil istirahat sejenak. Kemudian terus lanjut ke enumeration area (EA) di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Enumerator yang berangkat ke Bali dibagi menjadi dua Tim dengan dua Pengawas dan satu Koordinator Lapangan (Korlap). Bagi yang telah berumur empat puluh tahun ke atas, ditempatkan di EA yang agak landai semisal di tepian pantai. Sedangkan, yang masih muda diberi EA yang penuh petualang adrenalin seperti di daerah perbukitan.
Pada waktu di perjalanan menuju ke Buleleng, saya sempat bersendau gurau dengan teman-teman. “Nanti kalau kita berhasil melakukan wawancara ulang ke rumah tangga responden, maka akan muncul pernyataan “Ya wajar lha wong sudah senior semua.” 
Tapi sebaliknya, kalau kita tidak berhasil maka akan timbul pernyataan dari para yunior “Lho, yang seniornya saja gak mampu?”

Suasana lingkungan di belakang basecamp SAKERTI (Foto: 08/06/2008)

Kelakar ini bermula dari asumsi bahwa kita akan mengunjungi kembali rumah tangga responden untuk ketiga kalinya (revisit). Mungkinkah? Karena wawancara dengan kuesioner SAKERTI memerlukan waktu yang cukup lama atau berjam-jam.
Namun dalam kenyataannya, responden Bali ternyata memiliki sikap responsif. Mereka senantiasa menerima Tim SAKERTI dengan baik dan ramah. Toleransinya pun terbilang cukup tinggi. Hampir tidak ada penolakan dalam melakukan revisit tersebut.
Tidak hanya di lingkup desa itu saja, ketika saya melakukan tracking ke Gilimanuk, yang jaraknya hampir 100 kilometer dari bascecamp di Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, respondennya pun welcome untuk diwawancarai ulang.
Saya melakukan pengumpulan data di Bali dari tanggal 16 Mei hingga 11 Juni 2008. Tidak tuntas sampai akhir seperti teman-teman yang lainnya, karena dipanggil Direktur SurveyMETER untuk berangkat lagi ke Aceh untuk menangani SASMI.
Berangkat dari Sangsit diantar semua anggota dalam Tim sekalian mereka mengambil libur pada 10 Juni 2008. Dengan mobil rental L300,  perjalanan dari Sangsit menuju Denpasar sekalian berwisata. Kami singgah di Kintamani yang suasananya tergambarkan dari selarik bait lagu Nyanyian Rindu ciptaan Ebiet G. Ade, "Sejuk lembut angin di bukit Kintamani." Lalu diteruskan ke Pantai Kuta.
Setelah beberapa saat menikmati keindahan Pantai Kuta yang cukup kesohor itu dan sejenak melupakan kepenatan, saya dan satu teman lagi diantar menuju ke basecamp bayangan yang berada di Denpasar, sedangkan yang lainnya melanjutkan bertamasya di Pulau Bali. 
Kami berdua menginap semalam di basecamp bayangan tersebut. Pada waktu berada di basecamp bayangan, saya sempat mengunjungi sepupu istri yang bermukim di dekat Kuta. Perginya ke sana diantar oleh pemilik basecamp bayangan.
Esok harinya, kami berdua flight dari Bali menuju Yogyakarta untuk laporan ke Kantor SurveyMETER sebelum berangkat lagi ke Aceh. Kami diberi libur empat hari, terus mempersiapkan perbekalan dan berangkat ke Aceh lagi pada 19 Juni 2008 dari Kantor SurveyMETER.***


logoblog

Thanks for reading Survai Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia 2007

Previous
« Prev Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sahabat Blog